Jumat, 06 Desember 2013

ESSAR SK 11 IMAN PADA NABI


IMAN KEPADA NABI ATAU RASUL
 
Menurut bahasa, rasul adalah utusan atau orang yang dikirim untuk suatu tugas. Adapun menurut istilah, rasul ialah seseorang yang menerima wahyu dari Allah berkenan dengan syariat agama dan ditugaskan untuk menyampaikannya kepada umat manusia wajib beriman kepada rasul Allah, baik yang diutus ketika mereka hidup maupun yang sebelum dan sesudahnya sampai rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad Saw.
   Beriman kepada rasul-rasul Allah mengandung makna mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah memilih dan mengutus beberapa orang pilihan sebagai rasul-nya. Kepada mereka diberikan wahyunya agar disampaikan kepada umatnya masing-masing.
    Para rasul Allah itu sesungguhnya manusia biasa, yang berlaku bagi mereka sifat-sifat kemanusiaan, seperti makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, sehat, sakit, bahkan hidup dan mati sebagaimana manusia pada umumnya. Beriman kepada rasul-rasul Allah hukumnya wajib karena termasuk salah satu rukun imam yang ke-6. Seseorang tidak dikatakan beriman jika ia tidak beriman kepada para rasul Allah.
     Perhaikan firman Allah Swt :
يَاَيُهَاالـَّذِيْنَااَمَنُوْآاَمِنُوْابِاللهِ وَرَسُوْلِهِ -وَالـَّكِتَبِ الـَّذِيْ نَرَّ لَ عَلَ رَسُوْ لَهِ وَاْلْكِتَبِ الَّذِيْ ا نْنَ لـَــ مِنْ قَـــنْلُ ۗ ۬۬ ۬ ۬ ( ا لنسـاء : ١٣٦)

Artinya :
“wahai orang-orang yang beriman,tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-nya (muhammad) dan kepada kitab (Al-Qur’an) yang Allah turunkan kepada rasul-nya,serta kitab yang diturunkan sebelumnya.”
(Q.S An-Nisa’[4]: 136)

    Berdasarkan ayat tersebut, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keimanan seseorang. Beriaman kepada para rasul Allah bukanlah sekedar mempercayai dan meyakini kebenaran kerasulnya di dalam hati, melainkan juga turut mengamalkan ajaranya dan meneladani sikap perilaku kehidupannya. Sebagaimana makna dan hakikat iman itu sendiri, iman kepada para rasul pun mencakup tiga aspek penting,yaitu meyakini, mengucapkan, dan mengamalkan atau mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.


2. Pentingnya beriman kepada rasul-rasul Allah 
   Hidup didalam dunia ini laksana menjelajah dan menelusuri hutan belantara, yang selain penuh onak dari duri, jurang yang curam, perjalanan yang terjal, juga sukar dikenali kemana arah perjalanan melaju. Dalam kondisi seperti itu, seorang penjelajah sangat memerlukan petunjuk  dan rambu-rambu yang dapat menghantarkannya ke tempat tujuan. Petunjuk yang dibutuh kanya bisa berupa peta, kompas penujuk arah, maupun yang lainnya.
    Begitu pula dengan kehidupan manusia dialam dunia ini, jika tidak mempunyai petunjuk dan pedoman hidup, tentunya akan tersesat dan terbawa arus kencangnya kehidupan. Oleh sebab itu, Allah SWT. Mengutus para rosul nya untuk menyampaikan risalah dan petunjuknya kepada manusia. Tidak ada suatu bangsa pun yang tidak terutus terhadap mereka seorang rosul Allah. Sebagai mana firman Allah :
وَ لِكُلِّ اُ مَّةٍ رَّ سُوْ لـٌــ (يو نس :٤٧)

Artinya :
“Dan setiap umat (mempunyai) rasul.” (Q.S Yunus [10]: 47)
     Agar manusia tidak salah memilih jalan hidup, tidak keliru mengambil langkah, dan menyesal kelak dikemudian hari, maka Allah SWT. Dengan sifat rahman dan rahim nya mengutus para rosul nya untuk di ikuti oleh segenap manusia. Allah telah memberikan risalah dan petunjuk nya melalui wahyu yang diturunkan kepada para rosuolnya tersebut. Orang yang mengikuti jejek langkah dan seruan para rosul allah itu akan mendapatkan petunjuk dan pedoman hidup yang benar, yang dapat mendatangkan kebahagiaan, baik didunia maupun diakherat.
     Oleh sebab itu, manusia sangat membutuhkan kehadiran para rasul dan risalah Allah yang di sampaikannya. Allah maha pengasih lagi maha penyayang terhadap semua hamba-nya. Dia menyuruh manusia agar berbuat kebajikan sepanjang hidupnya supaya mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Untuk berbuat kebajikan dan ibadah secara benar, tentunya manusia memerlukan petunjuk dan tuntunan dai Allah Swt. Dengan segala kasih sayang-nya, Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan tata cara beribadah kepada-nya dengan baik dan benar
      Kehadiran para rasul Allah itu sangat dibutuhkan oleh manusia. Selain sebagai utusan Allah Swt. Yang menyampaikan risalah dan ajaran-nya, para rasul pun menjadi sumber suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah orang-orang yang ma’sum(terpilih dari dosa) dari segi ucapan dan perbuatanya. Tanpa tuntunan, bimbingan, dan keteladanan para rasul Allah dalam menjalankan kehidupan, manusia tentunya akan mendapatkan kesulitan dan kesurakan dalam meraih kebahagian hidup.
      Dengan demikian, kehadiran para rosul Allah itu merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, layaknya mereka membutuhkan makan dan minum. Orang yang tidak beriman kepada rasul Allah. Dengan sendirinya akan tersesat dan terjemurus ke dalam jurang kehidupannya yang nista. Hidupnya akan jauh dari petunjuk Allah Swt. Dan tidak akan sesuai dengan yang diharapkannya sebagai sang pencipta manusia. Oleh karaen itulah untuk mendapatkan petunjuk jalan yang lurus dan diridoi aleh Allah Swt, hendaknya kita mengikuti tuntunnan dan petunjuk yang disampaikan para rasul Allah itu.
3.  NAMA DAN SIFAT-SIFAT RASUL ALLAH
Nama-nama rasul Allah  Allah Swt mengutus hamba-hamba pilihannya menjadi nabi dan rasulnya untuk menyampaikan risalah tauhid kepada umat manusia. Para rasul yang pernah diutus Allah dimuka bumi ini jumlahnya sangat banyak. Akan tetapu yang wajib diketahui namanya sebagaimana disebutkan didalam al-qur’an jumlahnya hanya 25orang , yaitu :
a.      Adam
b.      Idris
c.       Nuh
d.      Hud
e.       Saleh
f.       Ibrahim
g.      Lut
h.      Ismail
i.        Ishak
j.        Yakub
k.      Yusuf
l.        Ayyub
m.    Zulkifli
n.      Su’aib.
o.      Yunus
p.      Musa
q.      Harun
r.       Ilyas
s.       Ilyasa
t.        Daud
u.      Sulaiman
v.      Zakariya
w.    Yahya
x.      Isa
y.      Muhammad Saw
            2. sifat –sifat rosul
              Para rosul Allah mengemban tugas yang sangat berat, oleh karena itu Allah SWT.         Mengutus hamba pilihannya sebagai rosul dengan dibekali dengan sifat yang wajib,mustahil,jaiz.
A.  Sifat wajib
              Sifat wajib bagi rosul-rosul Allah ialah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap rosul.          Sifat-sifat itu aakan meneguhkan tugas-tugasnya sebagai utusan Allah.
                 Sifat yang wajib melekat dalam diri seorang rosul ada 4, yaitu:
·         Sidiq
·         Amanah
·         Tablig
·         Fatanah

B. Sifat mustahil
               Adapun yang dimaksud dengan sifat mustahil bagi rosul ialah bahwa para rosul tidak mungkin memilki sifat-sifat yang bertentang dengan sifat-sifat wajibnya.
Dalam tugasnya, para rasul menyampaikan ajaran-ajaran yang luhur dan mulia dari Allah SWT
Seperti memerintahkan berbuat baik, melarang perbuatan yang buruk dan munkar, serta menganjurkan umat manusia melakukan semua perintah Allah serta meninggalkan apa yang di larangnya.
Sifat yang mustahil melekat pada diri para rasul ada 4 yaitu :
·         Kizib
·         Khianat
·         Kitman
·         Biladah
C.  Sifat jaiz
     jaiz artinya bolek atau mungkin. Yang di maksud sifat jaiz bagi rasul adalah segala sifat yang pada umumnya melekat pada diri manusia. Karena para rasul juga manusia, maka sifat-sifat
kemanusiaan tetap ada pada diri mereka. Sifat-sifat umum manusia itu antara lain makan minum,berpakaian,berumah tangga,bertempat tinggal,mencari nafkah,dan sebaginya.
            C. Meneladani sifat – sifat Rasullah SAW.
      Sebagai muslim kita harus beriman kepada para rosul Allah tanpa harus membedakan antara rosul yang satu dengan yang lainnya.diantara sifat-sifat rosulullah SAW. Yang dapat diteladani adalah sebagai berikut.
1.     Meneladani Sifat jujur & Benar
      Dalam kehidupan didunia ini, sifat jujur danbenar diperlukan . para rosul Allah telah menunjukan betapa penting bersifat juju, baik dalam tutr kata, sikap perilaku, maupun perbuatan.
     Kejujuran merupakan sifat terpuji dan kunci sukser dalam pergaulan. Tanpa kejujuran, suatu pergaulan akan ternoda,dan bukan mungkin akan berakhir dengan mencana.
     Setiap kejujuran mengandung kebenaran, akan mendapatkan kebaikan , dan kebaikan akan membawa kebahagiaan.
2.    Meneladani sifat amanah (dapat dipercaya)
    Para rosul Allah adalah orang yang amanah , mereka dapat dipercaya dalam segala sikap perilakunya. Sebagai muslim yang beriman , kita meski memiliki sifat amanah sebab sifat iti sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
    Oleh sebab itu hendaknya kita memiliki sufat amanah dan memegang teguh sepanjang hayat, orang yang tidak memenggang amanah termasuk golongan munafik.
3.      Meneladani sifat tablig    
     Para rosul Allah memiliki sifat tablig yaitu menyampiakan kebenaran dan kebaikan berdasarkan wahyu Allah SWT. Apapun hambatan dan rintangan yang menghadang mereka tidak pernah jera menyampaikan risalah kebenaran Allah
            Sifat tablig yang mereka miliki, hendaknya kita teladani dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.Dalam menyampaikan kebenaran dan kebaikan, tidak boleh ada rasa takut kepada siapa pun, selain kepada Allah SWT akan memperhitungkan amal perbuatan seseorang yang menyampaikan risalah-Nya         .
4.   Meneladani sifat fatanah
            Allah memberikah para rasul-Nya dengan sifat fatanah atau cerdas. Sifat itu melekat pada diri setiap rasul sebagai bekal dalam menjalankan tugas-tugas suci dari Allah SWT. Kecerdasan para rasul itu mulai tampak sejak masa kecil, sehingga sedikit demi sedikit kepribadian dan keistimewaan mereka dikenal oleh masyarakat luas.
            Sifat cerdas para rasul itu,hendaknya dapat kita petik  hikmahnya untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari.Untuk mendapatkan kecerdasan itu, kita hendaknya rajin belajar dan tekun munurut ilmu .Hanya dengan belajar yang rajin, seseorang akan menjadi cerdas. Hanya dengan tekun menurut ilmu, seseorang akan menjadi genius. Kecerdasan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan didunia ini.
            Cerdas berarti mempunyai ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan bekal dalam meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.