MEMAHAMI
SEJARAH NABI
Selain sebagai seorang nabi dan
rasul, Nabi Muhammad saw. Juga menjabat sebagai kepala Negara dan pemimpin
pemerintahan. Oleh sebab itu, beliau tidak hanya menyampaikan risalah-risalah
Islam yang diterimanya dari Allah, tetapi juga berusaha membangun dan
meningkatkan kesejahteraan umatnya melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini.
A. SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW. DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI
KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN
Berpindahnya pusat
perjuangan dakwah Islam dari Mekah ke Madinah (dahulu Yastrib), mendorong Nabi
Muhammad saw. Mengubah pola dan strategi
dakwah serta pembangunan umat. Selama lebih kurang sepuluh tahun, Nabi Muhammad
saw. Berdakwah di Mekah dengan segala keterbatasan, penuh tantangan, hambatan,
dan ancaman dari pihak kafir Quraisy. Setelah berada di Madinah, Nabi Muhammad
saw. merasa leluasa dan mendapat banyak kesempatan serta dukungan untuk
menegakkan dakwah Islam. Meskipun demikian, perjuangan Rasulullah saw. tetap
saja tidak pernah luput dari gangguan, tantangan, ancaman oleh penduduk
setempat yang beragama Yahudi dan Nasrani. Akan tetapi, tekanan dan bobotnya
tidak seberat yang ditermanya di Kota Mekah.
Oleh sebab itu,
stelah langkah-langkah membentuk persatuan dan kesatuan umat dilakukan,
mengikat hati mereka dengan keimanan yang kuat, menyatukan jiwa mereka dengan
tali persaudaraan yang kokoh, maka langkah berikutnya adalah menciptakan
kestabilan social dan politik, melalui pembangunan ekonomi dan perdagangan
serta penertiban keamanan, baik dalam maupun luar negeri.
Dalam rangka
memabngun dan menciptakan kesejahteraan umat, Nabi Muhammad saw. segera
mengambil langkah-langkah dan tindakan nyata demgam cara memberikan conroh teladan
bagi umatnya. Nabi Muhammad saw. memberikan petunjuk dan penjelasan tentang
bagaimana mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kebetulan
dalam hal ekonomi dan perdagangan, beliau sangat menguasai dan kaya dengan
pengalaman, mengingat sebelum diutus nabi dan rasul Allah, beliau pernah
menjadi seorang pedagang, peternak, dan pengusaha. Selain itu, dalam sejarah
tercatat bahwa Abdulu Mutalib, kakek beliau, adalah salah seorang saudagar Arab
yang sangat terkenal dan sukses. Ia merupakan satu dari tempat-tempat penting
di Jazirah Arabia. Abdul Mutalib pernah berdagang ke Yaman, dua kakaknya
berniaga ke Syam (sekaranf : Syiria), Abdu Syam ke Habsyi (Afrika), sedangkan
Naufal (adiknya) berdagang ke Persia.
Darah pedagang dan
pengusaha sangat melekat pada diri Nabi Muhammad saw., sebagaimana pada umumnya
bangsa Arab pada waktu itu, khususnya suku Quraisy. Mayoritas suku Quraisy
mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang, saudagar, pengusaha, di samping
sebagai peternak dan petani kebun. Kegiatan perdagangan suku Quraisy sangat
teratur. Mereka terartur dalam melakukan perjalanan dagang. Pada musim panas
mereka melakukan perjalanan ke utara, sedangkan pada musim dingin perjalanan
dagang menuju ke arah selatan. Tradisi ini diabadikan di dalam Al-Qur’an surah
Quraisy (106): 1-2
Darah pedagang mengalir kuat pada diri Nabi Muhammad saw. Meskipun sejak
kecil beliau telah ditinggal oleh kedua orang tuanya, namun Nabi Muhammad saw.
tetap teguh dalam menghadapi kehidupannya.Segala macam usaha dan pekerjaan
telah dijalaninya, mulai dari pengembala, peternak, pedagang, sampai menjadi
pengusaha. Sejak ditinggal ayah dan ibu, Nabi Muhammad saw. ikut bersama kakek
dan pamannya. Sejak masih kecil, sang paman, Abu Talib, sudah mengajaknya untuk
ikut berdagang ke negeri Syam. Bahkan menginjak usia remaja sampai dewasa,
beliau sudah mulai berdagang dengan mengambil barang dagangan dari seorang
wanita kaya, yaitu Siti Khadijah. Talenta berdagang ditambah dengan keuletan
dan kejujurannya menjadikan Muhammad sukses melakukan usaha ini. Siti Khadijah
terpesona dengan ahlak dan kejujuran Muhammad dalam menjalankan dagangnya itu.
Akhirnya, Siti Khadijah menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai suaminya.Mereka
membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Pernikahannya dengan Siti Khadijah membuat
perekonomian Nabi Muhammad saw. mengalami peningkatan, bahakan mendapat
kemajuan yang sangat pesat. Kini Nabi Muhammad saw. tidak lagi menjadi seorang
pedagang atau pekerja, melainkan bertindak sebagai pengusaha yang mengatur dan
mengelola perusahaannya sendiri. Bersama Khadijah, istri tercintanya, beliau
mengelola usahanya dengan prinsip-prinsip bisnis yang mulia dan manusiawi.
Kemampuan ekonominya tidka menjadikan Rasulullah saw. menumpuk kekayaan.
Kekayaan yang ia milik bersama istrinya dipakai untuk membangun masyarakat
muslim, terutama di bidang kesejahteraan. Tindakannya itu diikuti oleh para
sahabat Nabi, baik dari kalangan Muhajirin maupun Ansar.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. di Kota Mekah dan
sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang positif. Reaksi
masyarakat Mekah terhadap kedatangan Islam sungguh menyedihkan. Mereka selalu
berusaha menghentikan dakwah Nabi dengan berbagai cara, bahkan mencoba membunuh
beliau. Namun, semangat dan keteguhan hati Nabi Muhammad saw. untuk menyebarkan
agama Islam tidak pernah mengendur. Melihat dakwah begitu sempit di kota
kelahirannya itu, Nabi Muhammad saw. lalu berpikir dan memohon petunjuk Allah
untuk hijrah ke tempat lain, yaitu Yastrib atau Madinah. Bagi Nabi Muhammad
saw., Yastrib memiliki arti yang mendalam. Hubungan beliau dengan Yastrib bukan
hanya hubungan dagang, melainkan suatu hubungan yang sangat kuat. Di daerah itu
ada kuburan ayahnnya, yaitu Abdullah bin Abdul Mutalib. Bahkan sebelum wafat,
Siti Aminah (ibunda Nabi) setahun sekali berziarah ke Yastrib. Famili-familinya
dari pihak Bani Najjar juga ada di tempat itu.
Pada usia enam tahun, Nabi Muhammad saw. pernah mengujungi Yastrib
bersama ibunda untuk menziarahi makam sang ayah. Namun di perjalanan pulang
menuju Mekah, ibunda Nabi jatuh sakit dan akhirnya wafat. Jasab ibunda Nabi
kemudian dimakamkan di suatu tempat bernama Abwa. Abwa merupakan suatu
perkampungan bangsa Arab Badwi, yang terletak di antar tengah-tengah Mekah dan
Madinah (Yastrib). Oleh sebab itu, tidak heran jika tanda kemenangan Nabi
Muhammad saw. dimulai dari Kota Yastrib. Kemudian nama Yastrib diganti menjadi
Madinah setelah Nabi hijrah. Di tempat inilah Nabi Muhammad saw. memperoleh
kemenangan. Dari sini pula dakwah Islam berkembang mengalami kemajuan sangat
pesat. Begitu pula dengan umat Islam yang tinggal di kota itu, mereka hidup
dengan aman, nyaman, tenang, tentram, dan sejahtera.
Setelah Nabi Muhammad saw. dan umat Islam hijarah ke Madinah, yang
mula-mula nabi pikirkan adalah bagaimana membangun masyarakat Islam. Nabi
Muhammad saw. segera membangun masjid, lalu menyusun barisan kaum muslimin
serta mempererat persatuan mereka. Untuk mencapai maksud ini, kaum muslimin
dipersaudarakan dengan sesama mereka, khususnya antara kaum Muhajirn dari Mekah
dengan kaum Ansar penduduk asli Madinah. Nabi Muhammad saw. bersaudara dengan
Ali bin Abu Talib, Hamzah (paman Nabi) bersaudara dengan Zaid ( bekas budak
Rasul), Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, Umar bin Khatab
bersaudara dengan Sa’ad bi Rabi’, dan setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan
kaum Ansar. Dengan persaudaraan ini, kaum muslimin bertambah kuat dan merasa
senasib sepenanggungan.
Kaum muslimin bersatu padu, bahu-membahu, dan saling emnolong satu sama
lain. Di bawah panji Islam, tidak ada lagi perbedaan suku bangsa, warna kulit,
kedudukan, dan jabatan. Semuanya dipandang sama di hadapan Allah, kecuali
ketakwaannya. Kaum Ansar menyambut baik kehadiran saudara seagamanya dari kaum
Muhajirin. Mereka siap membantu lahir batin segala kebutuhan yang diperlukan
oleh kaum Muhajirin. Beberapa keperluan hidup kaum Muhajirin yang disediakan
kaum Ansar anatara lain :
1.
Tempat tinggal atau rumah dan segala perabotannya;
2. Pakaian
untuk keperluan beraktivitas sehari-hari
3. Pekerjaan
untuk mencari nafkah;
4. Tanah
lapang untuk membangun rumah atau usaha
5. Ladang
dan kebun untuk bercocok tanam
6.
Mencari jodoh bagi yang memerlukan
Namun
demikian, bukan sifat umat Islam yang mau menggantungkan hidup nya kepada orang
lain. Kaum Muhajirin tidak selamanya mau menerima bantuan dari saudaranya kaum
Anshar, mereka segera berdikari ditempat barunya itu dengan berusaha sekuat
tenaga, bekerja keras,dan bersungguh-sungguh mencari nafkah, sehingga tidak
berlama-lama menerima bantuan dari orang lain. Dalam waktu yang terlalu lama,
kaummuhajirin segera bangkit dan mampu hidup di atas kakinya sendiri. Mereka
mampu mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak, sesuai kemampuan nya
masing-masing. Sehingga pada akhirnya, masyarakat muslim pada waktu itu dapat
hidup berkecukupan, aman dan nyaman, serta sejahtera lahir batin.
Rasululah saw. Selalu mengajarkan kepada umatnya bahwa seorang muslim
yang baik adalah yang mamu makan dari hasil tangan nya sendiri. Seorang muslim
yang baik juga adalah yang mempunyai tangan di atas (pemberi) dan muslim yang
jelek adalah yang mempunyai tangan dibawah (penerima).
Sejak
kepindahan nya ke Madinah,Nabi Muhammad saw. Bertekad memajukan sector ekonomi
umat melalui sector perdagangan,peternakan,dan erkebunan, serta sector-sektor
lain nya. Hal ini di dukung oleh semua masyarakat islam. Bahkan Abdurrahman bin
auf yang dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’, ketika saudaranya tersebut
member sejumlah uang, ia tidak mau menerimanya. Ia hanya mau ditunjukan dimana
letak pasar supaya bisa berdagang seperti anjuran Rasull. Disanalah abdurahman
bin auf mulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu yang tidak lama, dengan
kecarkapan nya berdagang ia mencapai kekayaan nya kembali dan daat member
maskawin kepada seorang wanita Madinah. Bahkan, ia telah mempunyai
kafilah-kafilah yang pergi dan pulang membawa barang dagangan nya. Selain
Abdurahman bin auf, dari kalangan Muhajirin juga banyak yang melakukan hal
serupa. Orang-orang mekah sebenarnya pandai dalam bidang erdagangan, sampai
orang mengatakan dengan perdagangan nya, penduduk mekah dapat mengubah pasir
sahara menjadi berlian.
Selain
perdagangan, sector ekonomi lainnya yang di bangun nabi Muhammad saw. Adalah
pertanian dan peternakan. Hal ini didukung oleh tanah madinah yang subur dan
anggur-anggur dan kurma nya yang terkena. Diantara sahabat yang menekuni bidang
ertanian adalah abubakar,umar,dan ali bin thalib. Keluarga-keluarga mereka
terjun dalam bidang ertanian dengan cara menggarap tanah milik kaum anshar
bersama-sama pemilik nya. Usaha ketrjasama mereka itu, dikemudian hari
melahirkan kaidah-kaidah erekonomian dalam islah, seperti muzara’ah, mukhabarah
,musaqoh dan sebagainya.
B. MENELADANI PERJUANGAN
NABI MUHHAMAD SAW. DAN PARA SAHABAT DI MADINAH
Setelah
melewati erjalanan yang melelahkan dan menegangkan, akhir nya nabi muhhamad saw
tiba di madinah pada jum’at tanggal 12 rabiul awal tahun pertama hijrah, yakni
bertepatan dengan tanggal 24 september 622 M. perjalanan tersebut melelahkan
karena perjalan dari kota mekah ke kota madinah sangat jauh, ditambah medan nya
cukup terjal dan mengandung banayak resiko adapun perjalan tersebut menegangkan
karena kepergian nabi muhhamad saw. Slalu dibuntuti orang-orang kafir kurais
yang ingin membunuhnya. Masyarakat madinah yang musllim telah menantikan
kedatangan beliau dan abu bakar. Mereka sangat merindukan kehadiran nabi dan
rasul allah terakhir itu di kota mereka.selainingin melihat dari dekat, mereka
juga ingin mengikuti nabi muhhamad saw . sebagai nabi akhir zaman. Masyarakat Madinah berbondong-bondong
menyambut kedatangan Nabi sesaat setelah mendaat informasi bahwa Nabi Muhammad
saw. Akan segera memasuki kota merek.
Orang-orang
termuka di Madinah berebut menawarkan diri agar Nabi berkenan tinggal bersama mereka
dengan segala fasilitas dan persiapan yang ada. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw.
Menolak dengan halus. Beliau menyusuri jalan-jalan di Yastrib di tengah kaum
muslimin yang ramai menyambutnya. Penduduk Yastrib menyaksikan kehadirannya
pendatang baru, orang besar yang telah mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang
selama ini saling bermusuhan dan saling berperang. Nabi mengatakan kepada
masyarakat Madinah “ Di mana untaku berhenti di situlah aku akan berteduh dan
beristirahat.“ Akhirnya, unta Nabi Muhammad saw. Berhenti di sebuah tempat
penjemuran kurma milik dua orang anak yatim dan Bani Najjar. Di tempat itulah
Nabi Muhammad saw. Turun dari untanya dan berkata, “Kepunyaan siapa tempat ini
?” Dijawab oleh Mu’az bin Afra, “Kepunyaan Sahal dan Suhail bin Amr.” Mu’az bin
Afra adalah wali dari kedua anak yatim
itu. Kemudian, dia meminta Nabi Muhammad saw. Supaya mendirikan masjid dan
rumah beliau di tempat itu. Dengan demikian, di tempat itulah Nabi Muhammad
saw. Membangun masjid serta rumah tempat istirahat beliau dan keluarga.Di
tempat itu pula perjuanagan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabatnya dimulai.
Di
kota Madinah, Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat menyusun kekuatan dan
strategi dakwah Islam. Mula-mula dakwah Islam disebarkan di kalangan penduduk
Kota Madinah. Ada yang taat dan menyatakan diri masuk Islam, ada yang menolak
dan menyatakan menentang, dan ada juga yang menolak tapi tidak menentang atau
melawan. Atas kondisi itu, Rasulullah saw. Membagi penduduk Madinah menjadi
tiga kelompok, yaitu :
1. Kelompok
kaum muslimin yang menyatakan patuh kepada Nabi Muhammad saw. Dan tidak
mengakaui beliau sebagai pemimpin agama dan Negara;
2. Kelompok
kafir Yahudi dan Nasrani yang menolak ajaran Islam, tapi tidak menentang
ataupun melawan aturan Negara Madina (Kafir Zimmi);
3. Kelompok
kafir Yahudi dan Nasrani yang menolak ajaran Islam dan melakukan perlawanan
atas dakwah Islam (Kafir Harbi);
Bagi mereka yang taat dan menyatakan diri masuk Islam, diberikan hak dan
kewajiban yang sama dengan kaum muslimin. Begitu pula bagi mereka yang menolak
ajaran Islam, tapi tidak memberontak diberikan hak dan kewajiban yang sama
sebagai warga Negara. Bagi mereka yang menolak dan melakukan perlawanan, maka
Nabi Muhammad saw. Menyerukan untuk memerangi mereka sampai menyerah atau pergi
meninggalkan Madinah.
Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat bersatu padu mendapatkan barisan
dalam menghadapi musuh-musuh Islam, baik yang datang dari dalam maupun dari
luar. Di Madinah juga dikumandangkan dakwah dan jihad menegakan agama Allah,
yakni agama Islam. Sejak saat itulah, para sahabat berjuang menegakan agama
Islam dengan sekuat tenaga, pikiran, harta benda, bahkan nyawa dan jiwa raga.
Kegigihan Nabi Muhammad saw.dan para sahabat memperjuangkan agama Islam agar
tegak dan berkembang di muka bumi, sungguh tidak ada tandingannya. Semangat
perjuangan mereka telah menyatu paMUdu dengan semangat da ketulusan menganut
agama Islam. Semakin dalam pemahaman mereka terhadap ajaran Islam, semakin
tinggi pula semangat perjuangan agama Islam.
Dari Madinah Islam disebarkan disyiarkan ke berbagai daerah di jazirah
Arab.Bahkan, ketiak Nabi Muhammad saw. Masih hidup, dakwah Islam telah sampai
ke benua Afrika. Seamangat perjuangan para sahabat yang senantiasa mendapat
dukungan dari Nabi Muhammad saw. Terus berkobar, sehingga dari waktu ke waktu
agama Islam terus berkembang dan diterima oleh umat manusia di muka bumi.
Perjuangan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat di Kota Madinah hendaknya
dapat diteladani dalam kehidupan kita sehari hari. Ada beberapa hal yang dapat
kita teladani dari perjuangan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat selama di
madinah,antara lain sebagai berikut :
1.
Berperilaku sopan dan
santun kepada masyarakat
Ketika memasuki perkampugan kota Madinah dalam perjalanan hijrah, banyak
masyarakat yang meinta Nabi Muhammad saw. Singgah dan menginap di rumah mereka
dengan sopan dan santun. Dengan sikap yang ramah dan santun, Nabi Muhammad saw.
Hanya menjawab, “Saya akan menginap di mana unta ku berhenti.” Perbuatan
tersebut , tentu saja tidak menyinggung persaan dan hati Masyarakat Madinah,
meskipun permintaan mereka di tolak beliau.
2.
Membangun tempat
ibadah
Setelah
sampai ke tempat yang di tuju,yang menjadi pikiran dan cita-cita Rasulullah
saw. Bukan membangun rumah, Melainkan
membangun rumah, melainkan membangun masjid sebagai tempat ibadah . Nabi
tidak memikirkan bagaimana membangun rumahnya sendiri, karena yang terpenting
adalah masjid . Masjid yang di bangun Nabi di Madinah inilah yang kemudian di
kenal dengan sebutan Masjid Nabawi. Masjid tersebut didirikan di atas tanah
milik anak yatim bernama Sahal dan Suhail. Nabi tidak menerima tanah itu dengan
Cuma-Cuma. Beliau membelinya dengan harga yang layak. Pembangunan masjid Nabawi
dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat, baik kaum Ansar maupun
Muhajirin. Nabi sendiri ikut terjun langsung membantu pembangunan masjid
tersebut. Setelah mendirikan masjid, Nabi Muhammad saw. Dibantu oleh para
sahabat membangun rumahnya di sekitar masjid. Selama pembangunan itu, beliau
tinggal di rumah Abu Ayyub sahabat Ansar.
Langkah yang diambil Nabi Muhammad saw. Itu, mengandung symbol
keteladanan dan pelajaran bagi kita, bahwa di mana pun kita berada, hendaknya
jangan lupa salat dan beribadah kepada Allah Swt., sebab itulah tujuan utama
hidup manusia, yaitu beribadah kepada Allah Swt.
3.
Mempererat tali
persaudaraan sesama muslim
Kaum
Ansar meruapakan penduduk asli Kota Madinah yang memiliki tempat tinggal dan
harta benda, sedangkan kaum Muhajirin merupakan pendatang dan tidak memiliki
suatu apapun, kecuali iman dan takwa kepada Allah Swt. Dengan berbekal keimanan
yang kuat, mereka rela meninggalkan tanah tumpah darah sendiri, keluaraga,
sanak family, kekayaan, dan harta benda duniawi. Mereka dating ke Madinah atas
ajakan dan perintah Nabi Muhammad saw. Tidak ada keluaraga dan sanak family,
tidka ada harta benda dan lapangan pekerjaan.
Jumlah kaum Muhajirin terus bertambah dari hari ke hari, sedangkan Kota
Madinah bukanlah suatu daerah yang memilik kekayaan yang melimpah. Akan tetapi,
keadaan tersebut tidaklah memperburuk keadaan hubungan antara kaum Ansar dan
kaum Muhajirin. Justru keadaan itulah yang semakin memepererat hubungan
keduannya. Tujuan mereka sama, yakni berjuang menegakkan agama Allah, taat
kepada-Nya dan kepada rasul-Nya, serta mencari rida-Nya. Dalam kondisi seperti
itu, kaum Ansar telah menolong kaum Muhajirin dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan
keuntungan materi. Mereka hanya mencari keridaan Allah. Kaum Muhajirin yang
jauh dari keluarga dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan kaum Ansar. Dengan demikian, kaum
Muhajirin merasa aman dan tentram dalam menjalankan kehidupannya seharu-hari,
bahkan mereka merasakan seperti di negeri sendiri.
4.
Memberikan kebebasan
beragama bagi semua umat
Nabi Muhammad saw. Tidak pernah memikirkan kekuasaan, harta benda, atau
perniagaan. Seluruh tujuannya hanyalah memberi ketenangan jiwa bagi mereka yang
menganut ajaran Islam dan menjamin kebebasan penganut kepercayaan agama lain.
Baik bagi seorang muslim, seorang Yahudi, maupun seorang Nasrani, masing-masing
mempunyai kebebasan yang sama dalam menganut kepercayaan, menyatakan pendapat,
dan mendakwahkan agama. Hanya kebebasanlah yang menjamin dunia ini mencapai
kemajuan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. Selalu cinta damai. Nabi tidak
akan memilih jalan perang kalau tidak terpaksa karena membela kebebasan, agama,
dan keyakinan.
Sepanjang masih bias dihindari, perang
bukanlah jalan terbaik. Maka untuk menjamin hak-hak warga Madinah, termasuk
kebebasan mereka memeluk agama, Nabi Muahmmad saw. Membuat suatu perjanjian
tertulis antara kaum Muhajirin dan Ansar dengan orang-orang Yahudi. Perjanjian
ini dikenal dengan nama Piagam Madinah. Di antara isi perjanjian itu adalah
sama-sama mengakui agama, menjaga harta benda, dan menjaga Madinah dari
serangan musuh. - ......... bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar