Senin, 25 November 2013

MATERI PELAJARAN PAI KLS VIII SMT I SK. 9 I SEJARAH NABI SAW



 
MEMAHAMI  SEJARAH   NABI

               Selain sebagai seorang nabi dan rasul, Nabi Muhammad saw. Juga menjabat sebagai kepala Negara dan pemimpin pemerintahan. Oleh sebab itu, beliau tidak hanya menyampaikan risalah-risalah Islam yang diterimanya dari Allah, tetapi juga berusaha membangun dan meningkatkan kesejahteraan umatnya melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini.
A.  SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW. DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN
               Berpindahnya pusat perjuangan dakwah Islam dari Mekah ke Madinah (dahulu Yastrib), mendorong Nabi Muhammad saw.  Mengubah pola dan strategi dakwah serta pembangunan umat. Selama lebih kurang sepuluh tahun, Nabi Muhammad saw. Berdakwah di Mekah dengan segala keterbatasan, penuh tantangan, hambatan, dan ancaman dari pihak kafir Quraisy. Setelah berada di Madinah, Nabi Muhammad saw. merasa leluasa dan mendapat banyak kesempatan serta dukungan untuk menegakkan dakwah Islam. Meskipun demikian, perjuangan Rasulullah saw. tetap saja tidak pernah luput dari gangguan, tantangan, ancaman oleh penduduk setempat yang beragama Yahudi dan Nasrani. Akan tetapi, tekanan dan bobotnya tidak seberat yang ditermanya di Kota Mekah.
               Oleh sebab itu, stelah langkah-langkah membentuk persatuan dan kesatuan umat dilakukan, mengikat hati mereka dengan keimanan yang kuat, menyatukan jiwa mereka dengan tali persaudaraan yang kokoh, maka langkah berikutnya adalah menciptakan kestabilan social dan politik, melalui pembangunan ekonomi dan perdagangan serta penertiban keamanan, baik dalam maupun luar negeri.
               Dalam rangka memabngun dan menciptakan kesejahteraan umat, Nabi Muhammad saw. segera mengambil langkah-langkah dan tindakan nyata demgam cara memberikan conroh teladan bagi umatnya. Nabi Muhammad saw. memberikan petunjuk dan penjelasan tentang bagaimana mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kebetulan dalam hal ekonomi dan perdagangan, beliau sangat menguasai dan kaya dengan pengalaman, mengingat sebelum diutus nabi dan rasul Allah, beliau pernah menjadi seorang pedagang, peternak, dan pengusaha. Selain itu, dalam sejarah tercatat bahwa Abdulu Mutalib, kakek beliau, adalah salah seorang saudagar Arab yang sangat terkenal dan sukses. Ia merupakan satu dari tempat-tempat penting di Jazirah Arabia. Abdul Mutalib pernah berdagang ke Yaman, dua kakaknya berniaga ke Syam (sekaranf : Syiria), Abdu Syam ke Habsyi (Afrika), sedangkan Naufal (adiknya) berdagang ke Persia.
               Darah pedagang dan pengusaha sangat melekat pada diri Nabi Muhammad saw., sebagaimana pada umumnya bangsa Arab pada waktu itu, khususnya suku Quraisy. Mayoritas suku Quraisy mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang, saudagar, pengusaha, di samping sebagai peternak dan petani kebun. Kegiatan perdagangan suku Quraisy sangat teratur. Mereka terartur dalam melakukan perjalanan dagang. Pada musim panas mereka melakukan perjalanan ke utara, sedangkan pada musim dingin perjalanan dagang menuju ke arah selatan. Tradisi ini diabadikan di dalam Al-Qur’an surah Quraisy (106): 1-2 

               Darah pedagang mengalir kuat pada diri Nabi Muhammad saw. Meskipun sejak kecil beliau telah ditinggal oleh kedua orang tuanya, namun Nabi Muhammad saw. tetap teguh dalam menghadapi kehidupannya.Segala macam usaha dan pekerjaan telah dijalaninya, mulai dari pengembala, peternak, pedagang, sampai menjadi pengusaha. Sejak ditinggal ayah dan ibu, Nabi Muhammad saw. ikut bersama kakek dan pamannya. Sejak masih kecil, sang paman, Abu Talib, sudah mengajaknya untuk ikut berdagang ke negeri Syam. Bahkan menginjak usia remaja sampai dewasa, beliau sudah mulai berdagang dengan mengambil barang dagangan dari seorang wanita kaya, yaitu Siti Khadijah. Talenta berdagang ditambah dengan keuletan dan kejujurannya menjadikan Muhammad sukses melakukan usaha ini. Siti Khadijah terpesona dengan ahlak dan kejujuran Muhammad dalam menjalankan dagangnya itu. Akhirnya, Siti Khadijah menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai suaminya.Mereka membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Pernikahannya dengan Siti Khadijah membuat perekonomian Nabi Muhammad saw. mengalami peningkatan, bahakan mendapat kemajuan yang sangat pesat. Kini Nabi Muhammad saw. tidak lagi menjadi seorang pedagang atau pekerja, melainkan bertindak sebagai pengusaha yang mengatur dan mengelola perusahaannya sendiri. Bersama Khadijah, istri tercintanya, beliau mengelola usahanya dengan prinsip-prinsip bisnis yang mulia dan manusiawi. Kemampuan ekonominya tidka menjadikan Rasulullah saw. menumpuk kekayaan. Kekayaan yang ia milik bersama istrinya dipakai untuk membangun masyarakat muslim, terutama di bidang kesejahteraan. Tindakannya itu diikuti oleh para sahabat Nabi, baik dari kalangan Muhajirin maupun Ansar.
               Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. di Kota Mekah dan sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang positif. Reaksi masyarakat Mekah terhadap kedatangan Islam sungguh menyedihkan. Mereka selalu berusaha menghentikan dakwah Nabi dengan berbagai cara, bahkan mencoba membunuh beliau. Namun, semangat dan keteguhan hati Nabi Muhammad saw. untuk menyebarkan agama Islam tidak pernah mengendur. Melihat dakwah begitu sempit di kota kelahirannya itu, Nabi Muhammad saw. lalu berpikir dan memohon petunjuk Allah untuk hijrah ke tempat lain, yaitu Yastrib atau Madinah. Bagi Nabi Muhammad saw., Yastrib memiliki arti yang mendalam. Hubungan beliau dengan Yastrib bukan hanya hubungan dagang, melainkan suatu hubungan yang sangat kuat. Di daerah itu ada kuburan ayahnnya, yaitu Abdullah bin Abdul Mutalib. Bahkan sebelum wafat, Siti Aminah (ibunda Nabi) setahun sekali berziarah ke Yastrib. Famili-familinya dari pihak Bani Najjar juga ada di tempat itu.
               Pada usia enam tahun, Nabi Muhammad saw. pernah mengujungi Yastrib bersama ibunda untuk menziarahi makam sang ayah. Namun di perjalanan pulang menuju Mekah, ibunda Nabi jatuh sakit dan akhirnya wafat. Jasab ibunda Nabi kemudian dimakamkan di suatu tempat bernama Abwa. Abwa merupakan suatu perkampungan bangsa Arab Badwi, yang terletak di antar tengah-tengah Mekah dan Madinah (Yastrib). Oleh sebab itu, tidak heran jika tanda kemenangan Nabi Muhammad saw. dimulai dari Kota Yastrib. Kemudian nama Yastrib diganti menjadi Madinah setelah Nabi hijrah. Di tempat inilah Nabi Muhammad saw. memperoleh kemenangan. Dari sini pula dakwah Islam berkembang mengalami kemajuan sangat pesat. Begitu pula dengan umat Islam yang tinggal di kota itu, mereka hidup dengan aman, nyaman, tenang, tentram, dan sejahtera.
               Setelah Nabi Muhammad saw. dan umat Islam hijarah ke Madinah, yang mula-mula nabi pikirkan adalah bagaimana membangun masyarakat Islam. Nabi Muhammad saw. segera membangun masjid, lalu menyusun barisan kaum muslimin serta mempererat persatuan mereka. Untuk mencapai maksud ini, kaum muslimin dipersaudarakan dengan sesama mereka, khususnya antara kaum Muhajirn dari Mekah dengan kaum Ansar penduduk asli Madinah. Nabi Muhammad saw. bersaudara dengan Ali bin Abu Talib, Hamzah (paman Nabi) bersaudara dengan Zaid ( bekas budak Rasul), Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, Umar bin Khatab bersaudara dengan Sa’ad bi Rabi’, dan setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Ansar. Dengan persaudaraan ini, kaum muslimin bertambah kuat dan merasa senasib sepenanggungan.
               Kaum muslimin bersatu padu, bahu-membahu, dan saling emnolong satu sama lain. Di bawah panji Islam, tidak ada lagi perbedaan suku bangsa, warna kulit, kedudukan, dan jabatan. Semuanya dipandang sama di hadapan Allah, kecuali ketakwaannya. Kaum Ansar menyambut baik kehadiran saudara seagamanya dari kaum Muhajirin. Mereka siap membantu lahir batin segala kebutuhan yang diperlukan oleh kaum Muhajirin. Beberapa keperluan hidup kaum Muhajirin yang disediakan kaum Ansar anatara lain :
1.      Tempat tinggal atau rumah dan segala perabotannya;
2.      Pakaian untuk keperluan beraktivitas sehari-hari
3.      Pekerjaan untuk mencari nafkah;
4.      Tanah lapang untuk membangun rumah atau usaha
5.      Ladang dan kebun untuk bercocok tanam
6.      Mencari jodoh bagi yang memerlukan

               Namun demikian, bukan sifat umat Islam yang mau menggantungkan hidup nya kepada orang lain. Kaum Muhajirin tidak selamanya mau menerima bantuan dari saudaranya kaum Anshar, mereka segera berdikari ditempat barunya itu dengan berusaha sekuat tenaga, bekerja keras,dan bersungguh-sungguh mencari nafkah, sehingga tidak berlama-lama menerima bantuan dari orang lain. Dalam waktu yang terlalu lama, kaummuhajirin segera bangkit dan mampu hidup di atas kakinya sendiri. Mereka mampu mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak, sesuai kemampuan nya masing-masing. Sehingga pada akhirnya, masyarakat muslim pada waktu itu dapat hidup berkecukupan, aman dan nyaman, serta sejahtera lahir batin.
               Rasululah saw. Selalu mengajarkan kepada umatnya bahwa seorang muslim yang baik adalah yang mamu makan dari hasil tangan nya sendiri. Seorang muslim yang baik juga adalah yang mempunyai tangan di atas (pemberi) dan muslim yang jelek adalah yang mempunyai tangan dibawah (penerima).
            Sejak kepindahan nya ke Madinah,Nabi Muhammad saw. Bertekad memajukan sector ekonomi umat melalui sector perdagangan,peternakan,dan erkebunan, serta sector-sektor lain nya. Hal ini di dukung oleh semua masyarakat islam. Bahkan Abdurrahman bin auf yang dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’, ketika saudaranya tersebut member sejumlah uang, ia tidak mau menerimanya. Ia hanya mau ditunjukan dimana letak pasar supaya bisa berdagang seperti anjuran Rasull. Disanalah abdurahman bin auf mulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu yang tidak lama, dengan kecarkapan nya berdagang ia mencapai kekayaan nya kembali dan daat member maskawin kepada seorang wanita Madinah. Bahkan, ia telah mempunyai kafilah-kafilah yang pergi dan pulang membawa barang dagangan nya. Selain Abdurahman bin auf, dari kalangan Muhajirin juga banyak yang melakukan hal serupa. Orang-orang mekah sebenarnya pandai dalam bidang erdagangan, sampai orang mengatakan dengan perdagangan nya, penduduk mekah dapat mengubah pasir sahara menjadi berlian.
            Selain perdagangan, sector ekonomi lainnya yang di bangun nabi Muhammad saw. Adalah pertanian dan peternakan. Hal ini didukung oleh tanah madinah yang subur dan anggur-anggur dan kurma nya yang terkena. Diantara sahabat yang menekuni bidang ertanian adalah abubakar,umar,dan ali bin thalib. Keluarga-keluarga mereka terjun dalam bidang ertanian dengan cara menggarap tanah milik kaum anshar bersama-sama pemilik nya. Usaha ketrjasama mereka itu, dikemudian hari melahirkan kaidah-kaidah erekonomian dalam islah, seperti muzara’ah, mukhabarah ,musaqoh dan sebagainya.
B. MENELADANI PERJUANGAN NABI MUHHAMAD SAW. DAN PARA SAHABAT DI MADINAH
            Setelah melewati erjalanan yang melelahkan dan menegangkan, akhir nya nabi muhhamad saw tiba di madinah pada jum’at tanggal 12 rabiul awal tahun pertama hijrah, yakni bertepatan dengan tanggal 24 september 622 M. perjalanan tersebut melelahkan karena perjalan dari kota mekah ke kota madinah sangat jauh, ditambah medan nya cukup terjal dan mengandung banayak resiko adapun perjalan tersebut menegangkan karena kepergian nabi muhhamad saw. Slalu dibuntuti orang-orang kafir kurais yang ingin membunuhnya. Masyarakat madinah yang musllim telah menantikan kedatangan beliau dan abu bakar. Mereka sangat merindukan kehadiran nabi dan rasul allah terakhir itu di kota mereka.selainingin melihat dari dekat, mereka juga ingin mengikuti nabi muhhamad saw . sebagai nabi akhir  zaman. Masyarakat Madinah berbondong-bondong menyambut kedatangan Nabi sesaat setelah mendaat informasi bahwa Nabi Muhammad saw. Akan segera memasuki kota merek.
            Orang-orang termuka di Madinah berebut menawarkan diri agar Nabi berkenan tinggal bersama mereka dengan segala fasilitas dan persiapan yang ada. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw. Menolak dengan halus. Beliau menyusuri jalan-jalan di Yastrib di tengah kaum muslimin yang ramai menyambutnya. Penduduk Yastrib menyaksikan kehadirannya pendatang baru, orang besar yang telah mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang selama ini saling bermusuhan dan saling berperang. Nabi mengatakan kepada masyarakat Madinah “ Di mana untaku berhenti di situlah aku akan berteduh dan beristirahat.“ Akhirnya, unta Nabi Muhammad saw. Berhenti di sebuah tempat penjemuran kurma milik dua orang anak yatim dan Bani Najjar. Di tempat itulah Nabi Muhammad saw. Turun dari untanya dan berkata, “Kepunyaan siapa tempat ini ?” Dijawab oleh Mu’az bin Afra, “Kepunyaan Sahal dan Suhail bin Amr.” Mu’az bin Afra  adalah wali dari kedua anak yatim itu. Kemudian, dia meminta Nabi Muhammad saw. Supaya mendirikan masjid dan rumah beliau di tempat itu. Dengan demikian, di tempat itulah Nabi Muhammad saw. Membangun masjid serta rumah tempat istirahat beliau dan keluarga.Di tempat itu pula perjuanagan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabatnya dimulai.
              Di kota Madinah, Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat menyusun kekuatan dan strategi dakwah Islam. Mula-mula dakwah Islam disebarkan di kalangan penduduk Kota Madinah. Ada yang taat dan menyatakan diri masuk Islam, ada yang menolak dan menyatakan menentang, dan ada juga yang menolak tapi tidak menentang atau melawan. Atas kondisi itu, Rasulullah saw. Membagi penduduk Madinah menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.      Kelompok kaum muslimin yang menyatakan patuh kepada Nabi Muhammad saw. Dan tidak mengakaui beliau sebagai pemimpin agama dan Negara;
2.      Kelompok kafir Yahudi dan Nasrani yang menolak ajaran Islam, tapi tidak menentang ataupun melawan aturan Negara Madina (Kafir Zimmi);
3.      Kelompok kafir Yahudi dan Nasrani yang menolak ajaran Islam dan melakukan perlawanan atas dakwah Islam (Kafir Harbi);
               Bagi mereka yang taat dan menyatakan diri masuk Islam, diberikan hak dan kewajiban yang sama dengan kaum muslimin. Begitu pula bagi mereka yang menolak ajaran Islam, tapi tidak memberontak diberikan hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara. Bagi mereka yang menolak dan melakukan perlawanan, maka Nabi Muhammad saw. Menyerukan untuk memerangi mereka sampai menyerah atau pergi meninggalkan Madinah.
               Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat bersatu padu mendapatkan barisan dalam menghadapi musuh-musuh Islam, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Di Madinah juga dikumandangkan dakwah dan jihad menegakan agama Allah, yakni agama Islam. Sejak saat itulah, para sahabat berjuang menegakan agama Islam dengan sekuat tenaga, pikiran, harta benda, bahkan nyawa dan jiwa raga. Kegigihan Nabi Muhammad saw.dan para sahabat memperjuangkan agama Islam agar tegak dan berkembang di muka bumi, sungguh tidak ada tandingannya. Semangat perjuangan mereka telah menyatu paMUdu dengan semangat da ketulusan menganut agama Islam. Semakin dalam pemahaman mereka terhadap ajaran Islam, semakin tinggi pula semangat perjuangan agama Islam.
               Dari Madinah Islam disebarkan disyiarkan ke berbagai daerah di jazirah Arab.Bahkan, ketiak Nabi Muhammad saw. Masih hidup, dakwah Islam telah sampai ke benua Afrika. Seamangat perjuangan para sahabat yang senantiasa mendapat dukungan dari Nabi Muhammad saw. Terus berkobar, sehingga dari waktu ke waktu agama Islam terus berkembang dan diterima oleh umat manusia di muka bumi.
               Perjuangan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat di Kota Madinah hendaknya dapat diteladani dalam kehidupan kita sehari hari. Ada beberapa hal yang dapat kita teladani dari perjuangan Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat selama di madinah,antara lain sebagai berikut :
1.     Berperilaku sopan dan santun kepada masyarakat
               Ketika memasuki perkampugan kota Madinah dalam perjalanan hijrah, banyak masyarakat yang meinta Nabi Muhammad saw. Singgah dan menginap di rumah mereka dengan sopan dan santun. Dengan sikap yang ramah dan santun, Nabi Muhammad saw. Hanya menjawab, “Saya akan menginap di mana unta ku berhenti.” Perbuatan tersebut , tentu saja tidak menyinggung persaan dan hati Masyarakat Madinah, meskipun permintaan mereka di tolak beliau.
2.     Membangun tempat ibadah
               Setelah sampai ke tempat yang di tuju,yang menjadi pikiran dan cita-cita Rasulullah saw. Bukan membangun rumah, Melainkan  membangun rumah, melainkan membangun masjid sebagai tempat ibadah . Nabi tidak memikirkan bagaimana membangun rumahnya sendiri, karena yang terpenting adalah masjid . Masjid yang di bangun Nabi di Madinah inilah yang kemudian di kenal dengan sebutan Masjid Nabawi. Masjid tersebut didirikan di atas tanah milik anak yatim bernama Sahal dan Suhail. Nabi tidak menerima tanah itu dengan Cuma-Cuma. Beliau membelinya dengan harga yang layak. Pembangunan masjid Nabawi dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat, baik kaum Ansar maupun Muhajirin. Nabi sendiri ikut terjun langsung membantu pembangunan masjid tersebut. Setelah mendirikan masjid, Nabi Muhammad saw. Dibantu oleh para sahabat membangun rumahnya di sekitar masjid. Selama pembangunan itu, beliau tinggal di rumah Abu Ayyub sahabat Ansar.
               Langkah yang diambil Nabi Muhammad saw. Itu, mengandung symbol keteladanan dan pelajaran bagi kita, bahwa di mana pun kita berada, hendaknya jangan lupa salat dan beribadah kepada Allah Swt., sebab itulah tujuan utama hidup manusia, yaitu beribadah kepada Allah Swt.
3.     Mempererat tali persaudaraan sesama muslim
               Kaum Ansar meruapakan penduduk asli Kota Madinah yang memiliki tempat tinggal dan harta benda, sedangkan kaum Muhajirin merupakan pendatang dan tidak memiliki suatu apapun, kecuali iman dan takwa kepada Allah Swt. Dengan berbekal keimanan yang kuat, mereka rela meninggalkan tanah tumpah darah sendiri, keluaraga, sanak family, kekayaan, dan harta benda duniawi. Mereka dating ke Madinah atas ajakan dan perintah Nabi Muhammad saw. Tidak ada keluaraga dan sanak family, tidka ada harta benda dan lapangan pekerjaan.
               Jumlah kaum Muhajirin terus bertambah dari hari ke hari, sedangkan Kota Madinah bukanlah suatu daerah yang memilik kekayaan yang melimpah. Akan tetapi, keadaan tersebut tidaklah memperburuk keadaan hubungan antara kaum Ansar dan kaum Muhajirin. Justru keadaan itulah yang semakin memepererat hubungan keduannya. Tujuan mereka sama, yakni berjuang menegakkan agama Allah, taat kepada-Nya dan kepada rasul-Nya, serta mencari rida-Nya. Dalam kondisi seperti itu, kaum Ansar telah menolong kaum Muhajirin dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan materi. Mereka hanya mencari keridaan Allah. Kaum Muhajirin yang jauh dari keluarga dipersaudarakan oleh Rasulullah  dengan kaum Ansar. Dengan demikian, kaum Muhajirin merasa aman dan tentram dalam menjalankan kehidupannya seharu-hari, bahkan mereka merasakan seperti di negeri sendiri.
4.     Memberikan kebebasan beragama bagi semua umat
                Nabi Muhammad saw. Tidak pernah memikirkan kekuasaan, harta benda, atau perniagaan. Seluruh tujuannya hanyalah memberi ketenangan jiwa bagi mereka yang menganut ajaran Islam dan menjamin kebebasan penganut kepercayaan agama lain. Baik bagi seorang muslim, seorang Yahudi, maupun seorang Nasrani, masing-masing mempunyai kebebasan yang sama dalam menganut kepercayaan, menyatakan pendapat, dan mendakwahkan agama. Hanya kebebasanlah yang menjamin dunia ini mencapai kemajuan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. Selalu cinta damai. Nabi tidak akan memilih jalan perang kalau tidak terpaksa karena membela kebebasan, agama, dan keyakinan.
               Sepanjang masih bias dihindari, perang bukanlah jalan terbaik. Maka untuk menjamin hak-hak warga Madinah, termasuk kebebasan mereka memeluk agama, Nabi Muahmmad saw. Membuat suatu perjanjian tertulis antara kaum Muhajirin dan Ansar dengan orang-orang Yahudi. Perjanjian ini dikenal dengan nama Piagam Madinah. Di antara isi perjanjian itu adalah sama-sama mengakui agama, menjaga harta benda, dan menjaga Madinah dari serangan musuh. -       ......... bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar